Friday, March 25, 2016
Sejarah Kerajaan Majapahit
Secara harfiah kerajaan Majapahit adalah suatu kerajaan yang
pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M dan berpusat
di pulau Jawa bagian timur tepatnya di daerah Tarik, Sidoarjo,
Jawa Timur. Kerajaan ini pernah menguasai sebagian besar pulau Jawa, Madura, Bali, dan
banyak wilayah lain di Nusantara.
Kertajasa Jawardhana (1293 – 1309)
Merupakan pendiri kerajaan Majapahit, pada masa pemerintahannya, Raden Wijaya dibantu oleh mereka yang turut berjasa dalam merintis berdirinya Kerajaan Majapahit, Aryawiraraja yang sangat besar jasanya diberi kekuasaan atas sebelah Timur meliputi daerah Lumajang, Blambangan. Raden Wijaya memerintah dengan sangat baik dan bijaksana. Susunan pemerintahannya tidak berbeda dengan susunan pemerintahan Kerajaan Singasari.
Raja Jayanegara (1309-1328)
Kala Gemet naik tahta menggantikan ayahnya dengan gelar Sri Jayanegara. Pada Masa pemerintahannnya ditandai dengan pemberontakan-pemberontakan. Misalnya pemberontakan Ranggalawe 1231 saka, pemberontakan Lembu Sora 1233 saka, pemberontakan Juru Demung 1235 saka, pemberontakan Gajah Biru 1236 saka, Pemberontakan Nambi, Lasem, Semi, Kuti dengan peristiwa Bandaderga. Pemberontakan Kuti adalah pemberontakan yang berbahaya, hampir meruntuhkan Kerajaan Majapahit. Namun semua itu dapat diatasi. Raja Jayanegara dibunuh oleh tabibnya sendiri yang bernama Tanca. Tanca akhirnya dibunuh pula oleh Gajah Mada.
Tribuwana Tunggadewi (1328 – 1350)
Raja Jayanegara meninggal tanpa meninggalkan seorang putrapun, oleh karena itu yang seharusnya menjadi raja adalah Gayatri, tetapi karena ia telah menjadi seorang Bhiksu maka digantikan oleh putrinya Bhre Kahuripan dengan gelar Tribuwana Tunggadewi, yang dibantu oleh suaminya yang bernama Kartawardhana. Pada tahun 1331 timbul pemberontakan yang dilakukan oleh daerah Sadeng dan Keta (Besuki). Pemberontakan ini berhasil ditumpas oleh Gajah Mada yang pada saat itu menjabat Patih Daha. Atas jasanya ini Gajah Mada diangkat sebagai Mahapatih Kerajaan Majapahit menggantikan Pu Naga. Gajah Mada kemudian berusaha menunjukkan kesetiaannya, ia bercita-cita menyatukan wilayah Nusantara yang dibantu oleh Mpu Nala dan Adityawarman. Pada tahun 1339, Gajah Mada bersumpah tidak makan Palapa sebelum wilayah Nusantara bersatu. Sumpahnya itu dikenal dengan Sumpah Palapa, adapun isi dari amukti palapa adalah sebagai berikut :”Lamun luwas kalah nusantara isum amakti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, ring Sunda, ring Palembang, ring Tumasik, samana sun amukti palapa”. Kemudian Gajah Mada melakukan penaklukan-penaklukan.
Hayam Wuruk
Hayam Wuruk naik tahta pada usia yang sangat muda yaitu 16 tahun dan bergelar Rajasanegara. Di masa pemerintahan Hayam Wuruk yang didampingi oleh Mahapatih Gajah Mada, Majapahit mencapai keemasannya. Dari Kitab Negerakertagama dapat diketahui bahwa daerah kekuasaan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, hampir sama luasnya dengan wilayah Indonesia yang sekarang, bahkan pengaruh kerajaan Majapahit sampai ke negara-negara tettangga. Satu-satunya daerah yang tidak tunduk kepada kekuasaaan Majapahit adalah kerajaan Sunda yang saat itu dibawah kekuasaan Sri baduga Maharaja. Hayam Wuruk bermaksud mengambil putri Sunda untuk dijadikan permaisurinya. Setelah putri Sunda (Diah Pitaloka) serta ayahnya Sri Baduga Maharaja bersama para pembesar Sunda berada di Bubat, Gajah Mada melakukan tipu muslihat, Gajah Mada tidak mau perkawinan Hayam Wuruk dengan putri Sunda dilangsungkan begitu saja. Ia menghendaki agar putri Sunda dipersembahkan kepada Majapahit (sebagai upeti). Maka terjadilah perselisihan paham dan akhirnya terjadinya perang Bubat. Banyak korban dikedua belah pihak, Sri Baduga gugur, putri Sunda bunuh diri.
Tahun 1364 Gajah Mada meninggal, Kerajaan Majapahit kehilangan seorang mahapatih yang tak ada duanya. Untuk memilih penggantinya bukan suatu pekerjaan yang mudah. Dewan Saptaprabu yang sudah beberapa kali mengadakan sidang untuk memilih pengganti Gajah Mada akhirnya memutuskan bahwa Patih Hamungkubhumi Gajah Mada tidak akan diganti “untuk mengisi kekosongan dalam pelaksanaan pemerintahan diangkat Mpu Tandi sebagais Wridhamantri, Mpu Nala sebagai menteri Amancanegara dan patih dami sebagai Yuamentri. Raja Hayam Wuruk meninggal pada tahun 1989.
Sumber Sejarah
Sumber sejarah mengenai berdiri dan berkembangnya kerajaan Majapahit berasal dari berbagai sumber yakni :Prasasti Butok (1244 tahun). Prasasti ini dikeluarkan oleh Raden Wijaya setelah ia berhasil naik tahta kerajaan. Prasasti ini memuat peristiwa keruntuhan kerajaan Singasari dan perjuangan Raden Wijaya untuk mendirikan kerajaanKidung Harsawijaya dan Kidung Panji Wijayakrama, kedua kidung ini menceritakan Raden Wijaya ketika menghadapi musuh dari kediri dan tahun-tahun awal perkembangan MajapahitKitab Pararaton, menceritakan tentang pemerintahan raja-raja Singasari dan MajapahitKitab Negarakertagama, menceritakan tentang perjalanan Rajam Hayam Wuruk ke Jawa Timur.
Majapahit dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan berikut ini :
Candi : Antara lain candi Penataran (Blitar), Candi Tegalwangi dan candi Tikus (Trowulan).
Sastra : Hasil sastra zaman Majapahit dapat kita bedakan menjadi
Sastra Zaman Majapahit Awal
- Kitab Negarakertagama, karangan Mpu Prapanca
- Kitab Sutasoma, karangan Mpu Tantular
- Kitab Arjunawiwaha, karangan Mpu Tantular
- Kitab Kunjarakarna
- Kitab Parhayajna
- Hasil sastra zaman Majapahit akhir ditulis dalam bahasa Jawa Tengah, diantaranya ada yang ditulis dalam bentuk tembang (kidung) dan yang ditulis dalam bentuk gancaran (prosa). Hasil sastra terpenting antara lain :
- Kitab Prapanca, isinya menceritakan raja-raja Singasari dan Majapahit
- Kitab Sundayana, isinya tentang peristiwa Bubat
- Kitab Sarandaka, isinya tentang pemberontakan sora
- Kitab Ranggalawe, isinya tentang pemberontakan Ranggalawe
- Panjiwijayakrama, isinya menguraikan riwayat Raden Wijaya sampai menjadi raja
- Kitab Usana Jawa, isinya tentang penaklukan Pulau Bali oleh Gajah Mada dan Aryadamar, pemindahan Keraton Majapahit ke Gelgel dan penumpasan raja raksasa bernama Maya Denawa.
- Kitab Usana Bali, isinya tentanng kekacauan di Pulau Bali.
keruntuhan majapahit
ekonomi: Pada akhir abad ke-14 dan awalabad
ke-15, sudah mulaiberdirinya kerajaan-Kerajaanyang bercorak agama islam.Karena
itu, para pengikutMajapahit sudah mulai meninggalkan Majapahit sedikitdemi sedikit untuk berpindahke kerajaan
Islam tersebut
politik:Dalam negeri, kesatuan Majapahit itu berkatekuatan Gajah Mada,
tetapi setelahGajah Mada Meninggal, banyak daerah Cinayang otonom tak membayar
pajak
dan
meninggalkananMajapahit
sedikitdemi sedikit untuk berpindah ke kerajaan Islam tersebut
agamaPerbedaan ideologi, PenyebaranIslam di Asia Tenggara, melalui
jalurperdagangan yang lebih duluterpengaruh adalah bandar, maka
bandar
Majapahit beragama Islam, tetapi
Majapahit
masih Hindu. Para bandar
pun
menentang Majapahit dan
meninggalkan
Majapahit
singasari: Berdasarkan prasasti Kudadu, sesungguhnya nama resmi Kerajaan
Singhasari adalah Kerajaan Tumapel. Dalam Nagarakretagama disebutkan bahwa,
ketika pertama kali didirikan tahun 1222, nama ibu kota Kerajaan Tumapel adalah
Kutaraja.
Pada tahun
1254, Raja Wisnuwardhana mengangkat putranya yang bernama Kertanagara sebagai
raja muda, dan mengganti nama ibu kota menjadi Singhasari. Nama Singhasari yang
merupakan nama ibu kota justru kemudian lebih terkenal dari pada nama Tumapel.
Dalam berita
Cina Kerajaan Tumapel sering disebut Tu-ma-pan
Berdirinya: Dalam naskah Pararaton disebutkan bahwa, Tumapel semula hanyalah sebuah
daerah bawahan Kerajaan Kadiri. Akuwu (camat) Tumapel saat itu bernama Tunggul
Ametung. Ia kemudian mati dibunuh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok
melalui suatu cara yang sangat licik. Ken Arok kemudian menjadi akuwu baru.
Tidak hanya itu, Ken Arok bahkan berniat melepaskan Tumapel dari kekuasaan
Kadiri.Pada tahun 1222 terjadi perseteruan antara Kertajaya raja Kadiri melawan
kaum brahmana. Para pendeta itu lalu menggabungkan diri dengan Ken Arok. Perang
akhirnya terjadi antara pasukan Kadiri melawan pasukan Tumapel di desa Ganter.
Pihak Kadiri kalah. Ken Arok lalu mengangkat diri sebagai raja pertama Tumapel
bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi.
Ken arok:Setelah menjadi raja, Ken Arok bergelar Sri
Ranggah Rajasa ang Amurwabhumi. Ia mendirikan dinasti bernama Girindrawangsa.
Pendirian dinasti itu bertujuan membersihkan masa lalu Ken Arok. Perlu
diketahui, Ken Arok menjadi raja dengan melalui berbagai skandal, seperti
membunuh Mpu Gandring, Tunggul Ametung, mengawini istri Tanggul Ametung bernama
Ken dedes, dan memberontak terhadap
Kadiri. Pendirian dinasti itu juga agar keturunan Ken Arok tidak ternoda dengan
skandal yang pernah dilakukannya.Ken Arok memerintah Singhasari selama 5 tahun.
Masa pemerintahnnya berakhir tragis. Ia terbnuh oleh Anusapati, anak danri
perkawinan Ken Dedes dan Tnggul Ametung. Lebih tragis lagi, ia terbunuh keris
yang digunakannya untuk membunuh Tanggul Ametung.
Tohjaya: Tohjaya hanya memerintah selama beberapa bulan. Penyebabnya adalah kemelut
politik. Ranggawuni, putera Anusapati, menuntut hak atas tahta Singashari. Ia
didukung oleh Mahisa Campaka, cucu dari perkawinan Ken Arok dan Ken Dedes.
Semakin kuatnya dukungan terhadap Ranggawuni dan Mahisa Campaka membuat
kedudukan Tohjaya dapat digulingkan.
Wisnuwardhana: Ranggawuni naik tahta Singhasari dengan bergelar Wisnuwardhana. Ia dibantu
oleh Mahisa Campaka yang bergelar Narasinghamurti. Mereka berdua memerintah
Singhasari secara bersama-sama (dilambangkan Dewa Wisnu dan Dewa Indra).
Wisnuwardhana sebagai raja dan Mahisa Campaka sebagai ratu angabhaya.
Pemerintahan kedua pemimpin tersebut membawa Singhasari pada keamanan dan
kesejahteraan.
Di
tengah masa pemerintahannya, Wisnuwardhana mengangkat puteranya Kertanegara
menjadi yuvaraja atau raja muda. Pengangkatan itu bertujuan menyiapkan
Kertanegara menjadi raja yang cakap. Wisnuwardhana adalah satu-satunya raja
Singhasari yang wafat tanpa terbunuh. Setelah ia meninggal, tahta kerajaan
beralih pada Kertanegara.
Kertanegara: Kertanegara merupakan raja Singhasari terbesar sekaligus terakhir. Dalam
pemerintahan, raja dibantu oleh tiga orang mahamenteri, yaitu mahamenteri i
hino, mahamenteri i halu, dan mahamenteri i sirikan. Untuk urusan
keagamaan, ia dibantu oleh seorang kepala agama Budha yang dikenal dengan
sebutan darmadhyaksa ring kasogatan dan seorang maha brahmana (kepala
agama Hindu) yang dikenal dengan sebutan dharmadyaksa ring kasaiwan.
Organisasi pemerintahan seperti itu diteruskan dalam Kerajaan Majapahit.
Hubungan Singhasari dan Majapahit Dikisahkan dalam
Pararaton, Nagarakretagama, ataupun prasasti Kudadu, bahwa Raden Wijaya cucu
Narasingamurti yang menjadi menantu Kertanagara lolos dari maut. Berkat bantuan Aria Wiraraja (penentang
politik Kertanagara), ia kemudian diampuni oleh Jayakatwang dan diberi hak
mendirikan desa Majapahit.
Pada tahun
1293 datang pasukan Mongol untuk menaklukkan Jawa. Mereka dimanfaatkan Raden
Wijaya untuk mengalahkan Jayakatwang di Kadiri. Setelah Kadiri runtuh, Raden Wijaya
dengan siasat cerdik ganti mengusir tentara Mongol keluar dari tanah Jawa.
Raden Wijaya
kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit dan menyatakan dirinya sebagai penerus
Dinasti Rajasa, yaitu dinasti yang didirikan oleh Ken Arok.
Subscribe to:
Posts (Atom)